Introvert, Ekstrovert, atau Ambievert??
Assalamualaikum. Hai! Kali ini gue mau bahas hal-hal yang lain nih setelah kemarin ngebahas si Covid19 mulu bosen haha!. Gue mau sedikit berargumen tentang masalah-masalah sosial yang emang simple tapi dampaknya cukup besar loh! Simak yaaaa.
Gue mau nanya dulu nih, kalian tipe orang yang lebih suka ngelakuin sesuatu di tempat yang ramai (ekstrovert) atau prefer ngerjain sendiri sambil menyendiri(introvert)?? Pasti beragam ya, karena setiap orang emang punya kepribadian yang berbeda-beda.
Orang yang Ekstrovert, dalam buku Psychological Types karya psikolog Carl Jung, didefinisikan sebagai orang-orang yang senang berada di antara banyak orang. Mereka yang ekstrovert pada umumnya memiliki keinginan yang kuat terhadap pengalaman baru yang menarik, hubungan sosial dan kesempatan memimpin.
Sementara introvert didefinisikan sebagai orang-orang yang lebih suka menyendiri dalam beberapa kegiatan kreatif, seperti membaca atau menggambar. Mereka bukannya anti-sosial, hanya saja si introvert ini merasa lebih cocok bergaul pada lingkup sosial yang lebih kecil. Mereka memiliki empati dan pertemanan akrab dan kuat dengan segelintir orang saja.
Eitss perlu kalian tau, diantara ekstrovert dan introvert itu ada yang di sebut ambievert, yaitu orang yang mempunyai kepribadian ekstrovert dan introvert. Kepribadian ambievert ini biasanya bisa menempatkan posisi dirinya baik itu ketika di lingkup sosial yang besar maupun yang kecil. Berdasarkan pengamatan yang gue lakukan terhadap teman-teman gue, saat ini baru menemukan sedikit orang yang memang memiliki kepribadian pure introvert sekitar 5%, yang memiliki kepribadian ekstrovert sekitar 7%, sedangkan yang mempunyai kepribadian ambievert cenderung lebih banyak. Tetapi, semua dugaan gue belum tentu 100% valid, karena gue belum ke fase menelitinya lebih dalam lagi, hanya sekedar melihat dari pola kebiasaannya bertingkah laku, cara orang tersebut menyelesaikan masalah bahkan ketika berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Baik ga sih kalo kita punya sifat ekstrovert atau introvert? Sebenarnya kepribadian kita semua itu sudah Allah gariskan sesuai dengan sifat ayah, ibu, kakek, dan nenek kita. Jadi, sifat atau karakter orang tua kita itulah yang saat ini menjadi karakter kita, karena 70% sifat anak itu diturunkan dari ayah, dan 30% menurun dari ibu. Sedangkan kecerdasan anak itu 70% menurun dari ibu, 30% dari ayahnya. Yang terjadi selama ini yaitu perlakuan orang yang memiliki sifat introvert ataupun ekstrovert ini.
Contohnya, Si Introvert ini ketika bergaul cenderung diam, tak bergairah, hal itu justru malah terkadang memunculkan reaksi yang aneh-aneh. Karena dia diam, kadang tak sedikit yang kurang welcome entah karena dia gak asik, flat, dingin, dll padahal ya itu lah si introvert. Atau kebalikannya, si ekstrovert yang selalu bertingkah aktif ketika dihadapan orang-orang. Contohnya, kawan gue si I dia itu bertingkah hyper aktif ketika lagi bareng teman-temannya, dan dia merasa kalau dia akan bersemangat pas lagi rame-rame. Tapi kadang dia dipandang sebagai orang yang aneh karena tingkahnya.
Gue pribadi sih bisa dikatakan ambievert karena kadang ada saatnya gue menjadi seorang yang introvert dan ekstrovert. Tapi terkadang karena sikap gue yang lebih suka pergi kemana-mana sendiri, ke toilet sendiri, perpus sendiri, ke kopsis sendiri, itu dinilai kalo gue adalah orang yang introvert, ansos, dan lain-lain padahal gak seperti yang mereka bayangkan. Karena Menurut gue, lebih baik sendiri untuk kebahagiaan daripada bersama namun sengsara akhirnya. Bersama disini bukan berarti harus pacar ya, tapi bersama dgn seseorang yang memang ga ingin sama² menggapai segala angan dan harapannya.
Contoh gue ambis untuk meningkatkan nilai IP gue, tapi teman-teman gue sama sekali ga ada gairah yang seperti gue rasain. So, dari situ lah kadang gue memilih untuk melakukannya sendiri, tapi tidaak menutup kemungkinan gue juga ngajak mereka, tapi sekali lagi gue gak bisa memaksakan mereka untuk sama seperti keinginan gue. Gue sadar hidup ini kedepannya akan gue tanggung sendiri. Baik itu pahit, manis, susah, senang. Teman, sahabat, tetangga, mereka semua hanya penonton, mereka ga akan selalu bisa ada untuk kita. So, mungkin ini alesan gua knp berusaha untuk ga sebentar-sebentar bergantung sama orang lain. Tapi apa iya yang gua lakukan ini berlebihan? Gue rasa sikap independen / individualis nanti akan berlaku khususnya bagi mahasiswa tingkat keatas karena semua akan sibuk dengan tugas skripsi mereka.
So, apapun kepribadian kita sekalipun berbeda dengan orang lain, cukup pahami aja kalau emang si A introvert, si B ekstrovert atau bahkan ambievert sekalipun. Itulah perbedaan, karena berbeda yang membuat semuanya berwarna dan istimewa.
Yuk coba tulis argumen kalian di kolom komentar kayanya seru hehehe.
16 April 2020
Gue mau nanya dulu nih, kalian tipe orang yang lebih suka ngelakuin sesuatu di tempat yang ramai (ekstrovert) atau prefer ngerjain sendiri sambil menyendiri(introvert)?? Pasti beragam ya, karena setiap orang emang punya kepribadian yang berbeda-beda.
Orang yang Ekstrovert, dalam buku Psychological Types karya psikolog Carl Jung, didefinisikan sebagai orang-orang yang senang berada di antara banyak orang. Mereka yang ekstrovert pada umumnya memiliki keinginan yang kuat terhadap pengalaman baru yang menarik, hubungan sosial dan kesempatan memimpin.
Sementara introvert didefinisikan sebagai orang-orang yang lebih suka menyendiri dalam beberapa kegiatan kreatif, seperti membaca atau menggambar. Mereka bukannya anti-sosial, hanya saja si introvert ini merasa lebih cocok bergaul pada lingkup sosial yang lebih kecil. Mereka memiliki empati dan pertemanan akrab dan kuat dengan segelintir orang saja.
Eitss perlu kalian tau, diantara ekstrovert dan introvert itu ada yang di sebut ambievert, yaitu orang yang mempunyai kepribadian ekstrovert dan introvert. Kepribadian ambievert ini biasanya bisa menempatkan posisi dirinya baik itu ketika di lingkup sosial yang besar maupun yang kecil. Berdasarkan pengamatan yang gue lakukan terhadap teman-teman gue, saat ini baru menemukan sedikit orang yang memang memiliki kepribadian pure introvert sekitar 5%, yang memiliki kepribadian ekstrovert sekitar 7%, sedangkan yang mempunyai kepribadian ambievert cenderung lebih banyak. Tetapi, semua dugaan gue belum tentu 100% valid, karena gue belum ke fase menelitinya lebih dalam lagi, hanya sekedar melihat dari pola kebiasaannya bertingkah laku, cara orang tersebut menyelesaikan masalah bahkan ketika berinteraksi dengan orang-orang di sekitarnya.
Baik ga sih kalo kita punya sifat ekstrovert atau introvert? Sebenarnya kepribadian kita semua itu sudah Allah gariskan sesuai dengan sifat ayah, ibu, kakek, dan nenek kita. Jadi, sifat atau karakter orang tua kita itulah yang saat ini menjadi karakter kita, karena 70% sifat anak itu diturunkan dari ayah, dan 30% menurun dari ibu. Sedangkan kecerdasan anak itu 70% menurun dari ibu, 30% dari ayahnya. Yang terjadi selama ini yaitu perlakuan orang yang memiliki sifat introvert ataupun ekstrovert ini.
Contohnya, Si Introvert ini ketika bergaul cenderung diam, tak bergairah, hal itu justru malah terkadang memunculkan reaksi yang aneh-aneh. Karena dia diam, kadang tak sedikit yang kurang welcome entah karena dia gak asik, flat, dingin, dll padahal ya itu lah si introvert. Atau kebalikannya, si ekstrovert yang selalu bertingkah aktif ketika dihadapan orang-orang. Contohnya, kawan gue si I dia itu bertingkah hyper aktif ketika lagi bareng teman-temannya, dan dia merasa kalau dia akan bersemangat pas lagi rame-rame. Tapi kadang dia dipandang sebagai orang yang aneh karena tingkahnya.
Gue pribadi sih bisa dikatakan ambievert karena kadang ada saatnya gue menjadi seorang yang introvert dan ekstrovert. Tapi terkadang karena sikap gue yang lebih suka pergi kemana-mana sendiri, ke toilet sendiri, perpus sendiri, ke kopsis sendiri, itu dinilai kalo gue adalah orang yang introvert, ansos, dan lain-lain padahal gak seperti yang mereka bayangkan. Karena Menurut gue, lebih baik sendiri untuk kebahagiaan daripada bersama namun sengsara akhirnya. Bersama disini bukan berarti harus pacar ya, tapi bersama dgn seseorang yang memang ga ingin sama² menggapai segala angan dan harapannya.
Contoh gue ambis untuk meningkatkan nilai IP gue, tapi teman-teman gue sama sekali ga ada gairah yang seperti gue rasain. So, dari situ lah kadang gue memilih untuk melakukannya sendiri, tapi tidaak menutup kemungkinan gue juga ngajak mereka, tapi sekali lagi gue gak bisa memaksakan mereka untuk sama seperti keinginan gue. Gue sadar hidup ini kedepannya akan gue tanggung sendiri. Baik itu pahit, manis, susah, senang. Teman, sahabat, tetangga, mereka semua hanya penonton, mereka ga akan selalu bisa ada untuk kita. So, mungkin ini alesan gua knp berusaha untuk ga sebentar-sebentar bergantung sama orang lain. Tapi apa iya yang gua lakukan ini berlebihan? Gue rasa sikap independen / individualis nanti akan berlaku khususnya bagi mahasiswa tingkat keatas karena semua akan sibuk dengan tugas skripsi mereka.
So, apapun kepribadian kita sekalipun berbeda dengan orang lain, cukup pahami aja kalau emang si A introvert, si B ekstrovert atau bahkan ambievert sekalipun. Itulah perbedaan, karena berbeda yang membuat semuanya berwarna dan istimewa.
Yuk coba tulis argumen kalian di kolom komentar kayanya seru hehehe.
16 April 2020
Waaah dapat informasi baru niih :"
BalasHapusTengkyuuuu rinaaa
Makasi kembalii teteeh sofii
HapusOh gitu ternyata, thnkyu rinaaa
BalasHapusIyaa selaa makasi jugaa
HapusSelamat menulis lagi ku tunggu selanjutnya
BalasHapusMakasih fildzaahh semangat jugaa
Hapus