Perkembangan Manajemen Sumber Daya Manusia
Abstraksi
Perkembangan manajemen sumber daya manusia awalnya muncul begitu setelah manusia berkumpul untuk sebuah tujuan yang sama. Manajemen sumber daya manusia merupakan bagian yang tidak terpisah dari manajemen umumnya yang tumbuh dan berkembang sejak ada hubungan antara atasan dan bawahannya. Sejak permulaan abad 20 perhatian terhadap faktor produksi tenaga kerja sebagai sumber daya manusia menjadi lebih baik dari sebelumnya. Pengembangan SDM pun sangat diperlukan karena memiliki aspek yang penting bagi peningkatan produktivitas SDM dan juga memiliki tujuan-tujuan terrtentu yang pastinya harus dicapai demi kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Tujuan dari pengembangan sumber daya manusia ini agar bisa melahirkan perubahan sikap karyawan yang positif. Aktivitas ini dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam waktu tertentu untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusianya dalam entitas organisasi tersebut dan pada akhirnya meningkatkan produktifitas organisasi secara menyeluruh. Pengembangan sumber daya manusia juga merupakan cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan, termasuk keusangan atau ketertinggalan karyawan, diversifikasi tenaga kerja domestik dan internasional. Upaya pengembangan berkesinambungan meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan, latihan, dan pembinaan (Silalahi, 2000:249). Dalam mengembangkan SDM perlu dilakukan strategi pengembangan apalagi di era globalisasi seperti sekarang ini. Era globalisasi seakan memberikan arus teknologi dan informasi serta mobilitas sumberdaya manusia dari satu tempat ke tempat lain salah satu pengembangan SDM yang harus dilakukan adalah melalui pendidikan. Menurut Noe,Hollenbeck, Gerhart, Wright (2010:526) terdapat empat pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan karyawan: pendidikan formal, penilaian, berbagai pengalaman kerja, dan hubungan pribadi.
Pembahasan
Pengembangan sumber daya manusia adalah suatu proses yang dilakukan oleh suatu organisasi atau lembaga untuk meningkatkan kualitas dari kemampuan-kemampuan tenaga kerjanya. Menurut Sedarmayanti dapat dipahami bahwa pengembangan sumber daya manusia itu bertujuan untuk menghasilkan kerangka kerja yang efektif, logis, dan komprehensif untuk mengembangkan lingkungan kerja yang karyawannya didorong untuk belajar berkembang. Dalam hal pengembangan sumber daya manusia ini menjadi cara yang efektif bagi suatu organisasi atau perusahaan untuk menghadapi tantangan seperti ketertinggalan karyawan, tantangan globalisasi sehingga nantinya akan tercipta karyawan dengan kemampuan intelektual, pengetahuan, kemampuan yang berkembang sehingga dapat bekerja dengan baik.
Pengembangan memiliki ruang lingkup yang lebih luas. Pengembangan manajemen sumber daya manusia akan lebih terfokus pada kebutuhan umum jangka panjang organisasi. Hasilnya akan bersifat tidak langsung dan hanya dapat diukur dalam jangka waktu yang panjang. Pengembangan juga akan membantu para karyawan untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan dalam pekerjaan mereka yang dapat diakibatkan oleh teknologi baru, desain pekerjaan, pelanggan baru, atau pasar produk baru.
Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin ketatnya persaingan diantara perusahaan sejenis. Setiap personel perusahaan dituntut agar dapat bekerja efektif dan efisien agar kualitas dan kuantitas pekerjaannya menjadi lebih baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar. Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan non karier maupun bagi para karyawan melalui latihan dan pendidikan.
Lalu, adapula bentuk-bentuk dari pengembangan sumber daya manusia yakni :
Dalam program pengembangan harus dituangkan suatu sasaran, kebijaksanaan prosedur, anggaran, peserta, kurikulum, dan waktu pelaksanaannya. Program pengembangan harus berprinsipkan pada peningkatan efektivitas dan efisiensi kerja masing-masing karyawan pada jabatannya. Program pengembangan suatu organisasi hendaknya diinformasikan secara terbuka kepada semua karyawan atau anggota supaya mereka mempersiapkan dirinya masing-masing.
Bentuk pengembangan dikelompokkan atas; Pengembangan secara informal, dan pengembangan secara formal (Hasibuan, 2008:72). sebagai
a. Pengembangan manajemen sumber daya manusia informal
Pengembangan secara informal adalah pengembangan yang berasal dari keinginan dan usaha karyawan sedniri untuk melatih dan mengembangkan dirinya baik itu dengan mempelajari buku-buku literatur yang berkaitan dengn pekerjaan atau jabatannya. Pengembangan manajemen sumber daya manusia atau pengembangan karyawan secara informal menunjukkan bahwa karyawan tersebut memiliki keinginan keras untuk maju dengan cara meningkatkan kemampuan dan kualitas kerjanya. Hal ini akan bermanfaat bagi perusahaan karena produktivitas kerja karyawan semakin besar, di samping efisiensi dan produktivitasnya juga semakin baik.
b. Pengembangan manajemen sumber daya manusia formal
Pengembangan secara formal adalah pengembangan yang berasal dari pihak perusahaan ataupun organisasi. Ialah karyawan ditugaskan oleh perusahaan untuk mengikuti suatu pendidikan atau latihan, baik yang dilakukan perusahaan maupun yang dilaksanakan oleh lembaga–lembaga pendidikan atau pelatihan. Pengembangan karyawan secara formal ini dilakukan oleh perusahaan karena tuntutan pekerjaan untuk saat ini ataupun masa datang, sifatnya non karier atau peningkatan karier seorang karyawan.
Tujuan Pengembangan Sumber Daya Manusia atau pengembangan karyawan di lembaga zakat seperti Baznas apapun bentuknya senantiasa akan berupaya dapat tercapainya tujuan organisasi yang bersangkutan dengan efektif dan efisien. Efisiensi ataupun efektivitas organisasi sangat tergantung pada baik buruknya pengembangan sumber daya manusia atau anggota organisasi itu sendiri. Hal ini berarti bahwa sumber daya manusia yang ada dalam organisasi tersebut secara proporsional harus diberikan latihan serta pendidikan yang sebaik-baiknya. Dari beberapa uraian di atas sudah sangat jelas,, bahwa tujuan organisasi Baznas akan dapat tercapai dengan baik apabila karyawan dapat menjalankan tugasnya dengan efektif dan efisien. Sehingga oleh karena itu, usaha pengembangan sumber daya manusia dalam organisasi Baznas yang bersangkutan amat sangatlah diperlukan. Dengan demikian dapat ditarik kesimpulan, bahwa tujuan pengembangan sumber daya manusia termaksud adalah untuk memperbaiki efektivitas dan efisiensi kerja mereka dalam melaksanakan dan mencapai sasaran program-program kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan efektivitas dan efisiensi karyawan dapat dicapai dengan meningkatkan: pengetahuan, keterampilan dan sikap karyawan terhadap tugas-tugasnya.
Sebagian besar pengembangan karyawan terjadi melalui pengalaman kerja (job experiences). Hubungan, masalah, tuntutan, tugas, atau ciri lain yang dihadapi para karyawan pada pekerjaanya. Asumsi utama dari menggunakan pengalaman pekerjaan untuk pengembangan karyawan adalah pengembangan paling mungkin terjadi ketika ada ketidakcocokan antara keterampilan karyawan dengan pengalaman di masa lalu serta keterampilan yang dibutuhkan pada pekerjaan. Agar dapat berhasil pada pekerjaanya, para karyawan harus merentangkan keterampilannya, yaitu dipaksa belajar keterampilan baru, menerapkan keterampilannya dan pengetahuan dengan cara baru, serta pengalaman baru yang utama. Menurut Noe,Hollenbeck, Gerhart, Wright (2010:526) terdapat 4 pendekatan yang digunakan untuk mengembangkan karyawan:
Pendidikan Formal
Program-program pendidikan formal (formal education programs) meliputi
program-program di luar dan di dalam perusahaan yang dirancang khusus bagi
para karyawan perusahaan, kursus-kursus singkat yang ditawarkan para
konsultan atau universitas, program-program M.B.A eksekutif, dan
program-program universitas dimana para peserta benar-benar berada di
universitas ketika mengikuti kelas. Program-program tersebut mungkin meliputi
ceramah oleh para ahli bisnis.
Penilaian
Penilaian (Assesment) meliputi mengumpulkan informasi dan memberikan umpan balik kepada karyawan tentang perilaku, gaya komunikasi, atau berbagai keterampilannya. Alat-alat penilaian yang popular meliputi tes-tes kepribadian, Indikator Jenis Myers-Briggs, pusat-pusat penilaian, penentuan tolak ukur, penilaian kinerja, dan umpan balik 360 derajat.
Berbagi Pengalaman Pekerjaan
Perluasan Pekerjaan (Job Enlargement): dalam hirarkinya, job enlargement mengarah kesamping. Artinya seorang karyawan diberi tugas yang masih dalam satu level dengan pekerjaan pokoknya.
Peralihan (job enrichment): promosi,dan gerakan ke bawah Gerakan ke atas, horizontal, dan kebawah tersedia untuk tujuan-tujuan pengembangan pada kebanayakan perusahaan. Pada proses job enrichment mengarah vertikal. Artinya seorang karyawan diberi tugas yang levelnya diatas pekerjaan pokoknya saat ini.
Hubungan Pribadi
Para karyawan juga dapat mengembangkan berbagai ketrampilan dan meningkatkan
pengetahuannya tentang perusahaan dan para pelanggannya dengan berinteraksi bersama anggota organisasi yang lebih berpengalaman. Kepenasihatan dan pembinaan merupakan dua jenis hubungan antarpribadi yang digunakan untuk mengembangkan para karyawan.
Analisis Sumber Daya Manusia (SDM) Amil di BAZNAS Jawa Barat
Manajemen menurut Drs.H.Malayu S.P. Hasibuan adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan sumber daya manusia dan sumber-sumber lainnya secara efektif dan efisien untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Salah satu alasan pentingnya manajemen dalam suatu organisasi ialah manajemen dapat menetapkan tujuan dan usaha serta mewujudkannya dengan memanfaatkan 6M dalam proses manajemen tersebut.1 Enam M (6M) ini diantaranya adalah man, money, materials, machines, methods, dan markets. Kesemuanya itu disebut sumber daya. Atau dengan kata lain dikenal dengan sarana (tools) atau alat manajemen untuk mencapai tujuan organisasi.2 Selain fungsi manajemen yaitu POAC (Planning, Organizing, Actuating, Controlling) dalam suatu organisasi sangatlah penting. Sarana-sarana manajemen atau elemen-elemen manajemen juga sangat dibutuhkan dalam mencapai suatu tujuan organisasi. Karena dalam suatu organisasi, manajemen akan berjalan apabila dapat menggerakkan orang-orang yang ada di dalamnya sehingga menjadi satu kesatuan.
Hal tersebut dimaksudkan agar tercapainya suatu tujuan sebuah organisasi, maka harus terorganisir dengan menggerkakkan orang-orang yang berada di dalamnya. Organisasi ini dapat berupa organisasi formal maupun informal.3 Dalam konteks ke-Indonesiaan, di Indonesia sudah mempunyai Badan Amil Zakat (BAZ) yang tersusun mulai
dari tingkat nasional hingga ke tingkat kecamatan yang dibentuk oleh pemerintah dan bertanggung jawab kepada pemerintah.4 Begitupun pada BAZNAS JABAR yang merupakan suatu lembaga organisasi yang bertugas mengelola dana umat (ZIS/Zakat, Infaq dan Shadaqah) di Provinsi Jawa Barat. maka secara tidak langsung di dalamnya tercipta suatu sistem manajemen dalam mengelola kinerja dari masing-masing bidang agar saling
berkesinambungan.
tentunya proses ini memerlukan alat-alat sarana manejemen, baik pada saat sebelum pendistribusian kemudian saat berlangsungnya hingga pada tahap akhir pendistribusian zakat produktif. Sesuai pada pasal 25 dan 26 UU No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat bahwasanya zakat wajib didistribusikan kepada mustahik sesuai dengan syariat Islam. Pendistribusian zakat, sebagaimana dimaksud, dilakukan berdasarkan skala prioritas dengan memperhatikan prinsip pemerataan, keadilan dan kewilayahan. Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan, manajemen pelaksana BAZNAS Provinsi Jawa Barat memerlukan alat-alat sarana (tools). Tools merupakan syarat suatu usaha untuk mencapai hasil yang ditetapkan. Tools ini dikenal dengan 6M, yaitu man, money, materials, machines, method, dan markets. Salah satu unsur yang paling penting dan wajib ada ialah unsur man (manusia).
Man (manusia) merupakan unsur penting dalam manajemen. Karena tanpa adanya manusia maka dalam suatu organisasi tidak akan mungkin dapat berjalan dengan semestinya. Dalam manajemen, faktor manusia adalah yang paling menentukan. Manusia yang membuat tujuan dan manusia pula yang melakukan proses untuk mencapai tujuan. Tanpa ada manusia tidak ada proses kerja, sebab pada dasarnya manusia adalah makhluk kerja. Oleh karena itu, manajemen timbul karena adanya orang-orang yang bekerja sama untuk mencapai tujuan.
Unsur man (manusia) inilah yang nantinya dipercaya untuk menjadi amil (karyawan/petugas/tenaga fulltimer) di BAZNAS Provinsi Jawa Barat dalam mengelola zakat.
Amil adalah orang yang bertugas untuk mengelola dana zakat. Amil disini ialah mereka yang telah terpilih berdasarkan kemampuannya di bidang zakat dan dianggap memiliki profesionalisme tinggi sehingga dipercaya untuk mengelola dana umat baik dalam hal penghimpunan, pendistribusian dan pendayagunaan zakat melalui seleksi perekrutan amil. Menurut Yuniarsih dan Suwatno menyatakan bahwa perekrutan merupakan kegiatan untuk mendapatkan sejumlah pegawai dari berbagai sumber, sesuai dengan kualifikasi yang dibutuhkan sehingga mereka mampu menjalankan misi organisasi untuk merealisasikan visi dan tujuannya. Oleh karena itu, amil yang dinyatakan lulus kualifikasi pada perekrutan yang nantinya dipercaya untuk mengemban tanggungjawab sesuai dengan bagian bidang yang tersedia. Pelaksanaan rekrutmen amil merupakan suatu hal yang terpenting dalam mencari SDM (Sumber Daya Manusia) yang berkualitas agar nantinya menempati posisi yang tepat, sehingga apa yang dibutuhkan dan yang menjadi misi BAZNAS dapat terealisasi sesuai dengan harapan. Dan di tahap seleksi dan perekrutan inilah yang menjadi suatu fase terpenting dalam menempatkan amil agar sesuai antara kemampuan dan posisi yang
telah ditentukan.
Sebelum menganalisis sumberdaya manusia di BAZNAS Jawa Barat perlu kiranya mengenal gambaran umum terkait BAZNAS di Provinsi Jawa Barat. Profil BAZNAS Provinsi Jawa Barat.
LEGALITAS LEMBAGA
BAZNAS Provinsi Jawa Barat merupakan Lembaga formal yang berwenang menghimpun dan mendistribusikan Zakat, Infak, sedekah dan Dana sosial keagamaan lainnya berdasarkan :
UU 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
PP 14 Tahun 2014 tentang pelaksanaan UU Nomor 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat.
Keputusan Menteri Agama RI No. 186 Tahun 2016 tentang perubahan atas Keputusan Menteri Agama Nomor 118 Tahun 2014 tentang pembentukan badan amil zakat nasional
Keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 12/Kep.919Yansos/2016 tentang perubahan atas keputusan Gubernur Jawa Barat Nomor 450.12/ Kep.156Yansos/2015 tentang Pimpinan Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) Provinsi Jawa Barat.
SKT (Surat Keterangan Terdaftar) Kesbangpol Provinsi Jawa Barat Nomor 001100/00019/XI/20 NOMOR POKOK WAJIB PAJAK (NPWP) 31.500.662.7423.000
Legalitas suatu lembaga adalah hal yang sangat penting karena legalitas menjadi jati diriyang mengesahkan suatu badan atau lembaga sehingga masyarakat khalayak umum tahu dan diakui secara langsung, seperti yang kita ketahui tidak sedikit lemabaga/ organisasi/ perusahaan yang melakukan penipuan, hal itu bisa terjadi jika seseorang tidak mengetahui legalitas suatu lembaga terkait sehingga dengan mudah tertipu.
Kemudian SEJARAH SINGKAT BAZNAS Provinsi Jawa Barat.
Cikal Bakal BAZNAS Provinsi Jawa Barat sekitar tahun 1998 pada masa Kepemimpinan Bapak H. Nuryana bernama BAZIS yang pengelolaannya dibawah Biro Yansos PEMPROV JABAR, Kemudian agar lebih Independen maka pengelolaannya dilimpahkan kepada Ummat Islam melalui Ormas - ormas Islam.
Sebagai bentuk respon atas pelimpahan pengelolaan tersebut maka pada tahun tersebut (1998) diadakan RAKERDA bertempat di Islamic Centre Pusdai JABAR melibatkan elemen Ormas - ormas Islam di Jawa Barat untuk membahas berbagai hal tentang pegelolaan BAZIZ, kemudian terbentuklah kepengurusan dan terpilih sebagai Ketua Umumnya Bapak Prof. H. Taufiqulloh, Setelah berjalan cukup lama BAZIS kemudian bertransformasi menjadi BAZ Provinsi Jawa Barat atau dikenal juga dengan BAZDA. Pada tahun 2004 terjadi pergantian pengurus, dan terpilih sebagai ketua umumnya Bpk. H.M. Suryani Ichsan.
Sekitar Tahun 2010 pada masa kepemimpinan Bpk. H. Ahmad Heryawan, untuk meningkatkan kesejahteraan PNS, diterbitkan kebijakan TPP (Tambahan Penghasilan Pegawai) di luar gaji, dan Beliau mengintruksikan agar setiap PNS menyisihkan dari TPP sebesar 2,5% untuk zakat dengan cara dipotong langsung setiap bulan, maka terkumpul dana zakat yang cukup besar, kemudian dibentuklah UPZ PEMPROV JABAR dipimpin oleh ASDA 1. Pada akhir tahun 2014, Gubernur mengintruksikan agar BAZ Provinsi Jawa Barat atau BAZNDA menyesuaikan dengan UU. No. 23 Tahun 2011 tentang pengelolaan zakat, setelah diterbitkannya PP. No.14 Tahun 2014. Setelah terbitnya PP. tersebut, maka disusul dengan terbitnya Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 118 tahun 2014 tentang Pembentukan Badan Amil Zakat Nasional Provinsi, maka BAZ Provinsi Jawa Barat atau BAZDA secara kelembagaan diubah menjadi BAZNAS Provinsi Jawa Barat. Kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan tim seleksi calon pimpinan.
Gubernur Jawa Barat pada bulan Oktober 2014 mengeluarkan SK. Pembentukan tim seleksi Calon Pimpinan BAZNAS Provinsi Jawa Barat. Maka terpilihlah para Calon Pimpinan dan mendapatkan pertimbangan dari BAZNAS di awal tahun 2015, kemudian dikukuhkan oleh Gubernur Jawa Barat pada tanggal 23 Januari 2015.
VISI
Menjadi Pengelola Zakat Pilihan Masyarakat yang Unggul dan Kompetitif di Tingkat Nasional dalam Mewujudkan Jabar Juara Lahir Batin.
MISI
Meningkatkan pertumbuhan penghimpunan secara eksponensial melalui sinergi dengan 27 BAZNAS Kabupaten/Kota se-Jawa Barat
Menumbuhkan dan mengoptimalkan daya dukung UPZ pada pertumbuhan dan penghimpunan zakat di Jawa Barat
Menerapkan sistem manajemen yang terintegrasi, transparan, dan akuntabel melalui digitalisasi proses pengelolaan Lembaga berbasis teknologi terkini
Mengoptimalkan pendistibusian dan pendayagunaan zakat untuk mengurang angka kemiskinan, peningkatan kesejahteraan masyarakat, dan pemoderasian kesenjangan sosial
Mengembangkan kompetensi amil zakat yang memegang teguh profesional, responsif, berintegritas, berbasis sinergi untuk kemaslahatan umat dan menjadi rujukan di tingkat Nasional
Mensinergikan program-program penghimpunan dan pendayagunaan zakat dengan program-program pembangunan sosial di Provinsi Jawa Barat
Meningkatkan indeks kepuasan dari stakeholder zakat Jawa Barat
Mengkoordinasikan seluruh OPZ di Jawa Barat dalam mencapai target pengelolaan zakat secara Nasional
Menggerakan dakwah islam dan mengkonsolidasi seluruh elemen umat islam menuju kebangkitan zakat melalui gerakan sadar zakat di Provinsi Jawa Barat
Menjadikan Lembaga sebagai tempat pilihan bekerja dan pengembangan karir para amil zakat dalam rangka membangun kesalehan pribadi dan sosial
KEWAJIBAN BAZNAS PROVINSI
Melakukan perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian atas pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat di tingkat provinsi;
Melakukan koordinasi dengan kantor wilayah kementerian agama dan instansi terkait di tingkat provinsi dalam pelaksanaan pengumpulan, pendistribusian, dan pendayagunaan zakat;
Melaporkan dan mempertanggunjawabkan Pengelolaan Zakat, infak dan sedekah, serta dana sosial keagamaan lainnya kepada BAZNAS dan gubernur.
Telah disebutkan di awal bahwasanya pengembangan SDM itu diadakan bertujuan untuk meningkatkan kinerja agar tercapai secara efektif dan efisien, adapun secara rincinya manfaat pengembangan SDM ini membuat orang lebih kompeten, dapat mengembangkan keterampilan, pengetahuan, dan sikap baru orang-orang dilembaga terkait. Kemudian dengan adanya pengembangan ini orang-orang akan lebih berkomitmen untuk pekerjaanya, lingkungan kepercayaan dan rasa hormat dapat diciptakan dengan bantuan pengembangan SDM, penerimaan terhadap perubahan dapat dibuat dengan bantuan HRD. Sertaa masih banyak lagi kiranya tentag manfaat dari pengembangan SDM ini.
Dalam upaya meningkatkan kwalitas SDM pada suatu lembaga biasanya dilakukan beberapa kegiatan, termasuk pada lembaga BAZNAS Provinsi Jawa Barat ini dilakukan Pelatihan dan Pengembangan SDM Amil BAZNAS Jabar, Pelatihan ini Rutin Dilakukan Setiap Tahun
Pelatihan dan Pengembangan SDM Amil BAZNAS JABAR dilakukan untuk meningkatkan kinerja lembaga. Pelatihan ini dilakukan oleh internal 1 kali dalam setahun dan pelatihan external (Kota/Kab) setiap akhir tahun. Dengan diadakannya pelatihan ini pihak manajemen sangat berharap dapat terus mengupgrade performa Amil, Skill, Kompetensi dan Kecerdasan Emosional.
Pada hari Rabu, 31 Juli 2019 BAZNAS Provinsi Jabar mengadakan pelatihan SDM dengan tema Excellent Team Training, Pembentukan Tim Untuk Meningkatkan Kohesivitas.Salah satu kunci untuk mencapai kesuskseskan lembaga yaitu adanya Teamwork. Di era millenial ini lingkungan SDM akan terus mengalami perubahan baik dari segi Teknologi, Norma, dan nilai – nilai Lainnya sehingga membutuhkan bekal yang kokoh dalam menghadapi lingkup dinamis yg akan terus berubah. Salah satu bekal terpenting untuk Amil adalah Self-Developing melalui rangkaian Pelatihan dan Pengembangan SDM.
“Dengan adanya pelatihan ini diharapkan SDM Amil BAZNAS Provinsi Jabar mendapatkan sebuah bekal yang berharga dalam menghadapi era milenial yg sangat dinamis ini. Bekal tersebut berupa ilmu dan rangkaian simulasi simulasi dari tema yang akan diambil. Untuk tahun ini tema nya TeamWork. Untuk mencapai kesuksesan bersama dibutuhkan suatu tim yang solid, yang memiliki keinginan untuk mencapai tujuan bersama, dengan itu lembaga siap menghadapi tantangan eksternal”. Ucap Sheilla selaku Kepala Departemen SDM, Administrasi dan Umum.
RANGKAIAN PELATIHAN
Pelatihan dan pengembangan Amil Internal 2019 diisi dengan rangkaian kegitan sebagai berikut :
Personaliti Tes yaitu interpretasi hasil psikotes yang kemudian peserta dibagi kelompok sesuai dengan hasil tes
Kelas Ilmu pengetahuan yang dipandu oleh trainer berpengalaman, dengan mengambil tema berdasarkan isu dan fenomena yang sedang terjadi di lembaga.
Games yang bertujuan simulasi isu yang sedang terjadi di lembaga dengan tujuan pengelolaan emosi dan implementasi di masa yg akan datang.
Setelah pelatihan ini diharapkan akan adanya team yang solid dan dapat meningkatkan efisien dan efektifitas kinerja amil sehingga dapat memberikan pelayanan yang lebih baik kepada Muzaki maupun Mustahik.
Kemudian telah disinggung mengenai pembahasan amil dan untuk mendapatkan amil ataupun karyawan yang bekerja di BAZNAS Provinsi Jawa Barat ini perlu dilakukan tahap seleksi rekrutmen, Yang mana tahapan seleksi rekrutmen di
BAZNAS Provinsi Jawa Barat ialah sebagai berikut:
Seleksi administrasi
Pada tahap ini BAZNAS Kota Semarang menyeleksi berkas-berkas calon amil yang mendaftarkan diri. Peninjauan berkas persyaratan ini bertujuan untuk mengetahui identitas atau data diri calon amil, dan memilah-milah calon amil yang memenuhi syarat pada posisi yang kosong di BAZNAS.
Tahap uji kompetensi
Tahap pemerintahan masukan dan saran masyarakat
Tahap pemeriksaan kesehatan dan
Tahap wawancara.
PERSYARATAN
1. Warga Negara Indonesia
2. Beragama Islam
3. Bertakwa kepada Allah SWT
4. Berakhlak mulia
5.Berus paling rendah 40 tahun
6. Berpendidikan paling rendah memiliki kompetensi dibidang pengelolaan zakat
7. Memiliki integritas
8. Sehat jasmani dan rohani
9. Tidak terlibat dalam organisasi terlarang
10.Tidak pernah dihukum karena tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat 5 tahun
11. Bersedia mengikuti skema sertifikasi pimpinan yang dilaksanakan LSP BAZNAS.
KESIMPULAN
Pengembangan SDM sangat diperlukan karena memiliki aspek yang penting bagi peningkatan produktivitas SDM dan juga memiliki tujuan-tujuan terrtentu yang pastinya harus dicapai demi kemajuan suatu perusahaan atau organisasi. Tujuan dari pengembangan sumber daya manusia ini agar bisa melahirkan perubahan sikap karyawan yang positif. Aktivitas ini dilakukan oleh suatu perusahaan atau organisasi dalam waktu tertentu untuk meningkatkan keterampilan dan keahlian sumber daya manusianya dalam entitas organisasi tersebut dan pada akhirnya meningkatkan produktifitas organisasi secara menyeluruh. Pengembangan sumber daya manusia juga merupakan cara efektif untuk menghadapi beberapa tantangan, termasuk keusangan atau ketertinggalan karyawan, diversifikasi tenaga kerja domestik dan internasional. Upaya pengembangan berkesinambungan meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan, latihan, dan pembinaan.
Begitupula dengan BAZNAS Provinsi Jawa Barat yang melakukan upaya pengembangan untuk meningkatkan sumber daya manusia melalui rangkaian pelatihan. Dan untuk mendapatkan amil ataupun karyawan yang bermutu BAZNAS Provinsi Jawa Barat melalukan tahap rekrutmen dengan beberapa tahap serta mencantumkan beberapa persyaratan yang harus ada bagi para calon yang ingin mendaftar di BAZNAS Provinsi Jawa Barat.
Komentar
Posting Komentar