Ramadan and Corona

RAMADHAN DAN CORONA

Bulan Ramadhan itu menjadi bulan yang istimewa bagi umat muslim di seluruh penjuru dunia. Mengapa? Karena di bulan ini Allah SWT banyak menurunkan rahmat dan karunia-Nya. Ramai orang berjualan menemani menjelang waktu berbuka, menjajarkan banyak aneka menu berbuka puasa. Orang-orang ramai menyusun rencana buka bersama, ada yang diselipkan niat bertemu si dia yang istimewa, satu lagi agar punya cerita untuk dibagikan di sosial media. Indah ya bulan Ramadhan.

Lebih indah lagi ketika suasana malam di bulan Ramadhan, semua hiruk pikuk masjid hidup diisi dengan kegiatan yang bermanfaat. Shalat tarawih berjamaah, ditemani lantunan tadarus malam yang indah,  bunyi drum dan rebana untuk membangunkan orang tatkala waktu sahur tiba. Tapi, akankah semua itu berlaku pula di ramadhan tahun ini???

Satu bulan berlalu, diam di rumah. Stay at home, work at home, study at home judulnya. Nampaknya corona masih betah di negeri Indonesia. Yaa, semenjak Covid19 ini booming di Indonesia, banyak orang yang tertahan di rumah dilarang kemana-kemana. Pemerintah bilang kita harus melakukan social distancing ujarnya. Supaya apa? Yaa memutus rantai persebaran si corona. Semua kegiatan yang dilakukan berjamaah di masjid ditiadakan, lantas bagaimana nanti dengan sembahyang tarawih nanti? Dilakukan di rumah juga? Huftt.

Agaknya tahun ini, kita harus lebih berlapang dada. Ikuti semua arahan dan peraturan dari pemerintah. Memang terasa sedih bila dirasa. Tapi bukankah Allah juga memerintahkan hamba-Nya untuk bisa menjauhkan diri dari sesuatu yang membahayakan pribadi bahkan orang lain. Corona hadir tidak semata-mata untuk menjadikan kita jauh dari beriman kepada Tuhan. Justru, dengan hadirnya bulan Ramadhan di tengah wabah ini, kita bisa lebih kencang mencharger iman.
Menyibukan diri dengan kegiatan positif di rumah misal menuntaskan tilawah Qur'an 30 juz, ODOJ (One Day One Juz), tak perlu beli santapan berbuka, kita bisa bikin sendiri di rumah bareng keluarga, menonton acara ramadhan di televisi, satu lagi mengerjakan tugas kantor, sekolah, dan tugas kuliah di rumah aja.

Jenuh kalau boleh dikata, itu lah yang dirasakan semua orang di Indonesia bahkan beberapa negara lainnya. Semua ingin kan keadaan cepat pulih seperti sedia kala. Umat Islam bisa bebas beribadah di masjid, umat Kristen, Hindu, Budha, pun demikian bebas beribadah ditempat ibadahnya. Aku rindu dunia luar yang posesif tapi mampu menguatkan. Bercengrama dengan teman-teman, pergi meneduhkan fikiran dengan pergi ke alam, sebagian rindu orang tua yang jauh di kampung halaman.

Percaya tidak percaya, tapi harus percaya semua ini akan berlalu tepat pada waktunya. Bukankah Tuhan telah berkata "sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan"?
Setelah susah, sedih, dan pelik ini akan ada senyum yang merekah. 

Komentar

Posting Komentar

Postingan Populer